Pahlawan Kemerdekaan Nasional (Keppres No. 590 Tahun 1961, tanggal 9 November 1961)

Tahukah siapa nama Pahlawan yang berjasa menjadi guru tempat menimba ilmu, dari para pemimpin-pemimpin besar di indonesia? Beliau adalah HOS Cokroaminoto. Bernama lengkap Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, lahir di Desa Bukur, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, 16 Agustus 1882. Beliau merupakan seorang pemimpin salah satu organisasi yaitu Sarekat Islam (SI).

Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai Bupati Ponorogo.

Tjokroaminoto adalah salah satu pelopor pergerakan di Indonesia dan sebagai guru para pemimpin-pemimpin besar di Indonesia. Berangkat dari pemikiran beliau, melahirkan berbagai macam ideologi bangsa Indonesia pada saat itu.

Rumahnya sempat dijadikan rumah kost para pemimpin besar untuk menimba ilmu padanya, yaitu Semaoen, Alimin, Muso, Soekarno, Kartosuwiryo, bahkan Tan Malaka pernah berguru padanya. Ia adalah orang yang pertama kali menolak untuk tunduk pada Belanda. Setelah beliau meninggal lahirlah warna-warni pergerakan Indonesia yang dibangun oleh murid-muridnya, Soekarno yang nasionalis, dan Kartosuwiryo yang Islam merangkap sebagai sekretaris pribadi, juga kaum sosialis/komunis yang dianut oleh Semaoen, Muso, Alimin sempat berguru kepadanya.  Dikemudian hari, ketiga murid beliau itu saling berselisih menurut paham masing-masing.

Pada bulan Mei 1912, HOS Tjokroaminoto mendirikan organisasi Sarekat Islam yang sebelumnya dikenal Serikat Dagang Islam dan terpilih menjadi ketua.

Salah satu trilogi darinya yang termasyhur adalah Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat. Ini menggambarkan suasana perjuangan Indonesia pada masanya yang memerlukan tiga kemampuan pada seorang pejuang kemerdekaan.

Dari berbagai muridnya yang paling ia sukai adalah Soekarno hingga ia menikahkan Soekarno dengan anaknya yakni Siti Oetari, istri pertama Soekarno.

Pesannya kepada murid-muridnya ialah “jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator”. Pesan ini membius murid-muridnya, hingga membuat Soekarno setiap malam berteriak belajar pidato hingga membuat kawannya yaitu Muso, Alimin, Kartosuwiryo, Darsono, dan yang lainnya terbangun dan tertawa menyaksikannya.

Setelah jatuh sakit sehabis mengikuti Kongres SI di Banjarmasin, beliau kemudian meninggal pada umur 52 tahun yaitu tanggal 17 Desember 1934 di Yogyakarta.  Ia dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta.

Comments to: HOS Cokroaminoto Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Attach images - Only PNG, JPG, JPEG and GIF are supported.