Pahlawan Nasional (Keppres No. 88/TK/1973, tanggal 6 November 1973)

Tahukah siapa pahlawan nasional yang menggagas berdirinya Budi Utomo? Beliau adalah dr. Wahidin Soedirohoesodo. Lahir di Mlati, Sleman, Yogyakarta, 7 Januari 1852.

Beliau seorang dokter, pendidik dan Pelopor Pergerakan Nasional Indonesia. Dua pokok yang menjadi perjuangannya ialah memperluas pendidikan dan pengajaran dan memupuk kesadaran kebangsaan.

Dokter lulusan STOVIA ini sangat senang bergaul dengan rakyat biasa, sehingga tak heran bila ia mengetahui banyak penderitaan rakyat. Ia juga sangat menyadari bagaimana terbelakang dan tertindasnya rakyat akibat penjajahan Belanda.

Menurutnya, salah satu cara untuk membebaskan diri dari penjajahan, rakyat harus cerdas. Untuk itu, rakyat harus diberi kesempatan mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah. Sebagai dokter, ia juga sering mengobati rakyat tanpa memungut bayaran.

Sebagian besar usianya dihabiskannya untuk membantu rakyat kecil guna meningkatkan kecerdasan mereka. Dimulai dari menerbitkan dan Memimpin Majalah Retno Dumilah (sejak tahun 1894), disusul Majalah Guru Desa. Mendirikan Badan Beasiswa “Darmo-woro” (25 Oktober 1913) dengan menjual harta bendanya dan berkeliling Pulau Jawa untuk membantu anak-anak pribumi.

Wahidin Sudirohusodo sering berkeliling kota-kota besar di Jawa mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat sambil memberikan gagasannya tentang “dana pelajar” untuk membantu pemuda-pemuda cerdas yang tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Akan tetapi, gagasan ini kurang mendapat tanggapan.

Gagasan itu juga dikemukakannya pada para pelajar STOVIA di Jakarta tentang perlunya mendirikan organisasi yang bertujuan memajukan pendidikan dan meninggikan martabat bangsa. Gagasan ini ternyata disambut baik oleh para pelajar STOVIA tersebut.

Akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908, lahirlah Budi Utomo. Beliaulah yang mengilhami dan menggagas lahirnya organisasi yang didirikan oleh para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) itu. Pada saat Konggres I Budi Utomo, beliau menjadi Ketua Panitianya.

Beliau meninggal di Yogyakarta, 26 Mei 1917 pada umur 65 tahun.

Comments to: Dr. Wahidin Sudirohusodo

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Attach images - Only PNG, JPG, JPEG and GIF are supported.